(blank)
Sebenarnya kondisi "hampa" atau "blank" itu seperti apa?
Apakah memang dari awalnya memang tidak ada atau kehadirannya yang sebenarnya ada namun tidak terasa?
Saat kau seolah memiliki "lubang" di hatimu yang entah bagaimana terasa begitu dalam tanpa kau mengetahui apa yg seharusnya dapat menutupnya.. apakah itu hampa?
Saat kau tak lagi memiliki "kehadiran" darinya yg sudah begitu biasa, sampai-sampai kau tidak menghargai keberadaannya, hingga suatu ketika dia benar2 pergi.. apakah itu hampa?
Seharusnya.. jika memang sejak semula dia tidak pernah exist dalam pikiran dan hati.. dia tidak akan pernah bisa meninggalkan sebuah lubang yg menganga, sebuah luka..
Kukira Kasih Allah -yg luar biasa berlimpah- saja sudah cukup bagiku.. tapi Beliau pun mengatakan "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia"..
Apakah 'lubang' ini pertanda, bahwa sebenarya.. Dia ada.. Dia yang selama ini menutup lubang itu..
Lubang yg dalamnya separuh dari jiwa..
Siapakah dia yg seharusnya menjadi padananku..?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Salahkah jika kubiarkan 'lubang' ini tetap ada? Sekedar pengingat bahwa kau benar2 ada, pernah setidaknya..
Terkadang aku lebih suka berpura-pura menjadi sesuatu yg kau benci..
Agar aku tidak perlu membagi 'luka' ini.. aku masih terlalu rapuh untuk kau ikat, untuk sekedar bersandar pada 'cinta'.. yang sampai sekarang masih menakjubkanku akan kuasanya..
bukan berarti aku telah putus asa dengan cinta.. aku mempercayai cinta, dan aku berharap dapat kembali bersahabat dengannya..
Aku ingin agar kau berbahagia.. walau aku tidak ada dalam daftar kebahagiaanmu.. tidak terundang untuk sekedar merayakan bahagiamu..
Jika memang ini hanya kesia-sian dari penyesalan yg terlambat.. biarlah Sang Khalik dan semestanya yg turut bekerja.. mempertemukan kembali aku dan kau, Sang penutup 'lubang'.. belahan jiwa..
Jikalau kabar gembiramu tentang sebuah kebahagiaan, harusnya aku tidak sepeduli itu. Namun kamu datang dengan sebuah cerita kekesalan, kisah tentang tidak kompetennya orang yg dengan gampangnya aku percayakan untuk berbagi kebahagiaanmu. sebuah roti yang kau harapkan darinya tak kunjung juga nampak dihidangkan. maaf aku iba.
ReplyDeleteTentang rapuhnya diri mendefinisikan setiap phase hidup, tak banyak yg harus disampaikan. Pada dasarnya manusia memang rapuh dalam memijak bahkan untuk berpijak pada ucapannya sendiri, ya ini adalah dasar tentang kekuatan. Manusia tidak memiliki kekuatan, mintalah petunjuk kepada sang Maha Pemberi Petunjuk Al Haadii, sang maha pemberi kekuatan Al Muqiit. sejalan dengan kebaikan, Setan akan selalu memainkan perannya, memutar balikkan fakta dan akan mencari celah untuk senantiasa mengajak masuk ke surga mereka, yaitu Neraka. Maka mintalah petunjuk kepada sang Maha Melindung Al Waliy. "Audzubillahiminasyaitonirojim"
Yakinlah bila jodoh memang sudah tertulis di lauful mahfudzNya. Mari berbenah diri.
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)" (Q.S An-Nur: 26)