Friday, March 28, 2014

A Piece of Heart..

Hi there, lil' me..
rasanya udah berabad-abad ga 'nyolek' kamu.. untung kamu ga punya bentuk fisik yahh..
kalo ga pasti udah dekil bin lumutan saking lamanya :P
kalau udah main kesini pasti bawaannya jadi pengen cerita paanjang lebar haha..

Hey..Inget ga terakhir bercermin kapan?
Ada yang pernah mengatakan statement seperti ini:
" Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin,
bukan ketakutan akan sepi.."
Kalau ini jadi status kayaknya bakal banyak yg like, retweet, repath, dsb lah :D
At first, i'm impressed too by this statement.. How sweet will it be..

Tapi, aku terpikir.. Saat kita benar2 menemukan refleksi kita yg tercermin itu..
Bukankah dia akan selalu disisi yg berlainan dengan kita?
Bukankah kita pada akhirnya tetap tidak bisa menyatu?
Memang sangat menyenangkan dapat menemukan dia yg sangat tersinkronasi dengan diri kita..
seolah-olah dia dan diri kita "satu"..
tapi, sekali lagi, yg akan terucap bukanlah " Inilah dia tulang dari tulangku dan daging dari dagingku, dialah pasangan hidupku yang dapat melengkapi bagian diriku yg hampa"
melainkan " Kamu rasanya cocok jadi sahabatku, kita sangat mirip.."

Daripada menemukan dia yg hanya bisa mencerminkan keutuhan kita tanpa kita dapat benar2 memiliki keutuhan tersebut - yg hanya bisa kita lihat saat kita "bercermin"-, rasanya lebih bahagia menemukan dia yg benar2 bisa melengkapi kita.. tanpa perlu "cermin" untuk meyakinkan bahwa kita telah utuh karena kehadirannya.

Tidak perlu terobsesi menjadi 'berlian' untuk menemukan kekasih yg sejati.
Karena cinta yg sejati tidak akan silau oleh kilau berlian. Berlian memang indah. Tetapi jika orang yg memilikinya memperlakukannya seperti batu kerikil, maka tidak akan ada artinya.
Malahan jika ada orang yg memiliki batu kali - yg kotor, legam, besar, dan tidak menarik-, namun memperlakukannya seperti berlian bahkan 'memahatnya' dengan sepenuh jiwa maka keindahan yg terpancar tidak akan kalah dari kilau berlian.

Kita tidak dapat mengatur kapan kita bisa jatuh cinta, kepada siapa kita harus jatuh cinta, dan sebagainya.
Tetapi.. kita bisa memilih.. apakah kita membiarkan perasaan tersebut tetap tumbuh atau segera mematikannya. Mematikan 'api' yg jika terlampau besar dapat melumat habis diri kita sendiri.
Cinta adalah hal yang absurd. Abstrak. Kuat.
Kita tidak dapat memberi takaran untuk cinta, cinta bukanlah logika yang bisa dibuktikan dengan hitung-hitungan matematis.
Love is a "feelings" not a "thought". So just feel it, don't think too much..
Bukan berarti kita tidak melibatkan logika sama sekali. Logika perlu untuk menjaga hubungan yg didasari cinta tetap "waras" dan "wajar".
Biarlah logika berjalan dibelakang atau berdampingan dengan cinta, tapi jangan biarkan logika menghalang-halangi jalan cinta.
Pilihan itu akan selalu ada, keputusan harus dibuat walaupun kita tidak tahu masa depan seperti apa yg menanti didepannya. Aku memilih..
Untuk tetap percaya akan kekuatan cinta, untuk tidak berhenti mencintai apapun resikonya..
Love at the fullest is to be vulnerable..

At the end, i'm realized that God is too good.. He makes everything beautiful in His time.. For man look on the outward appearance, but God looks on the heart. His Plan is always be the best.. So i put my trust on Him, come what may as His will, not mine..